Rabu, 10 Juli 2013

Cinta Terlarang!!!

Dunia bisa saja berteriak marah dan menghujatku
Beribu pasang mata akan menjerit dan mencabik-cabik tubuhku dengan kuku-kuku mereka yang menyeringai menantang
Kalian pikir aku takut?
Kalau kalian tahu aku, aku tidak akan gentar. Satu langkahpun aku tidak akan mundur.

Diam menjadi penghiburku dikala aku dilanda kecemasan macam ini
Ketika logika dan hati sudah tidak bisa bertemu pada satu titik dan masing-masing dari mereka menyimpang dan membiarkan aku tertegun sendiri ibarat layang-layang putus
Aku sadar pasti aku punya hatiku untuk dijadikan landasan helikopterku
Helikopter yang senantiasa membawaku keliling dunia dan memanjakanku dengan keliaran fantasiku akan kehidupan ini

“Cinta itu hanya sementara”, kata seseorang
“Kenapa juga mesti tidak dinikmati dalam hidup kita yang hanya sekali ini?”
Lantas aku bercermin dan mendapati wajahku muram secara durjana
Apakah benar ada cinta yang terlarang?
Mengapa disebut terlarang?
Mengapa jatuh cinta itu mesti dilarang?
Mengapa aku tidak dibenarkan jatuh cinta?
Siapa yang mengkontruksi bahwa jatuh cinta dengan si anu, si dia, si doi, itu terlarang?
Mengapa jatuh cinta pada orang yang kata manusia kebanyakan terlarang itu seolah-olah menjadi alat jagal paling ampuh untuk memasung perasaanku padanya?
Aku serasa di aniaya dan dimutilasi menjadi 28 bagian.

Aku bergumam
Aku merunduk
Aku bergumul
Aku lantas berpikir
Bukankah aku memiliki hak atas tubuh dan diriku sendiri
Aku yang memiliki kontrol akan hati, pikiran terutama cintaku pada seseorang
Aku tidak ingin diusik
Tidak oleh kata si anu, kata si dia, kata si doi yang seolah-olah paling tahu tentang cinta terlarang

Aku memejamkan mata dan membiarkan pikiranku membawaku ke dunia antah berantah yang memiliki kebebasan lintas dimensi untuk satu kata CINTA
Dimana cinta itu pada akhirnya menjadi milik manusia itu sendiri, dan bukan orang lain.
Karena bukan aku yang memilih CINTA, tetapi CINTA yang memilih aku.
Sangat manusiawi


Ini bukan perkara menjadi seseorang yang terlarang
Tetapi ini perkara menghargai cinta yang datang
Toh dia datang tanpa diundang!






Menggugat....

Kenapa kau hadirkan cinta diantara kami
Lalu kau jerumuskan kami dalam jurang tanpa kepemilikan
Disana tidak kami temukan seutas talimu
Yang bisa menarik kami keluar dan menghirup udara segar

Tidak sampaikah ribuan doa kami kepadamu
Atau singgasanamu terlalu jauh untuk kami jangkau
Kemana kami harus berharap bila tidak padamu
Cara apa lagi yang harus kami tempuh agar kau tahu

Haruskah kami kembali tak berdaya dalam rengkuh takdirmu
Menerima goresan nasib yang sudah tertulis di telapak tangan kami
Mereka-reka maksud perbuatanmu
Kemudian kembali memujamu dalam kebingungan kami

Dalam ketidak berdayaan kami bersimpuh
Memohon belas kasihmu
Melapangkan jalan yang sudah sangat sempit bagi kami
Mengahdirkan harapan yang nyaris hilang dalam keputus asaan kami

Kami bukan malas dan gampang menyerah
Kau yang maha mengetahui tentu melihat setiap gerak kami
Kami berjuang walau kami tidak bisa menentukan sendiri
Tapi kami hanya punya itu, terus bergerak dan berusaha.

Kau yang bisa menyatukan yang tercerai
Kau yang bisa menciptkan keajaiban
Kau yang bisa membuat yang tidak mungkin menjadi mungkin
Kau yang bisa menarik kami dalam jurang tanpa kepemilikan itu